fayzaic

membingkai mozaic pengabdian untuk negeri


Leave a comment

Tanah Pengabdian Baru

Tak terasa, sudah tiga tahun sejak aku menyelesaikan pengabdian di Sulawesi Utara. Sekarang, saatnya aku kembali menghidupkan blog ini.

Blog ini ada kenangan. Jika kalian pernah menonton atau membaca Harry Potter, blog ini ibarat pensieve yang menyimpan serat-serat kenangan. Tiga tahun vakum, sekarang saatnya blog ini hidup lagi, bangun dari mati suri,

Sudah banyak yang terjadi selama tiga tahun belakangan. Sepulang dari tanah pengabdianku dulu, aku menempuh program Pendidikan Profesi Guru. Kembali lagi ke bangku kuliah, kembali lagi ke masa-masa yang menyenangkan, naik turun, penuh suka duka, tangis tawa. Setahun kemudian, aku lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.

Tak berapa lama, aku kembali mengajar di sebuah Madrasah Aliyah Negeri. Aku hanya mengajar di sana selama 6 bulan. Setelah itu musibah menghantamku. Ibuku wafat. Rasanya seperti dunia terjungkir balik. Tak lama kemudian, aku menikah.

Hampir setahun setelah pernikahanku, aku kembali merantau ke tanah pengabdian. Nias Selatan, adalah daerah yang menjadi pilihan pengabdianku. Melalui program perekrutan PNS berjalur khusus yang disebut dengan GGD, aku kembali terpanggil untuk meninggalkan zona nyaman. Bersama suami, aku berangkat dengan langkah mantap. Tak ada sedikitpun keraguan di hati kami, walaupun tak ada kenalan di ujung barat Indonesia ini.

Sekian dulu update untuk kali ini. Ada banyak cerita yang akan kusampaikan. Sampai jumpa.


12 Comments

Hadiah di Ujung Pengabdian

Aku menulis ini di atas pesawat rute Jakarta-Manado. Menulis tentang sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terbesit dalam benak, hingga akhirnya menjadi mimpi, dan baru saja aku menggenggamnya, nyata. Tahukah kawan apa yang membawaku terbang ke tanah yang dulu disebut dengan Batavia itu? Mereka adalah Jukri, Alex, Aldini dan segenap isi Pulau Biaro, pulau yang aku tinggali selama kurang lebih satu tahun untuk mengabdikan diri menjadi SM3T. Continue reading


8 Comments

Pramuka, siapa yang punya?

“Pramuka siapa yang punya, pramuka siapa yang punya, yang punya kita semua…”

Yel-yel itu seolah tergiang di dalam benakku, seakan  memaksa membawaku menyusuri lorong-lorong ingatan saat  masih duduk di bangku sekolah, dimana saat itu kita semua pasti mengikuti kegiatan pramuka, bagaimana nilai-nilai dasar pramuka ditanamkan dibangku sekolah, hingga nilai tersebut berubah menjadi kebiasaan setiap Jumat dan Sabtu kita diwajibkan memakai seragam berwarna coklat-coklat. Ingatan itu begitu jelas, saat aku bersekolah di SDN Tumpang 3, SMPN1 Tumpang dan SMKN3 Malang. Continue reading


2 Comments

Siklus Alam Pengaruhi “Masa Aktif” Permainan Tradisional

Tiga  anak terlihat asyik bermain lompat tali saat jam istirahat sekolah di SD GMIST Yobel Lamanggo, Kecamatan Biaro, Kab. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro). Dua orang anak memegangi tali kemudian satu lagi melompat. Semakin si pelompat mampu melewati rintangan tali maka tali akan semakin ditinggikan, begitu gagal maka akan ganti dengan anak lain yang tadinya memegangi tali. Continue reading


6 Comments

Mengantar Mereka Memetik Mimpi di Pulau Kecilnya

Tulisan ini pernah diposting di kompasiana pada 17 December 2013 | 15:28, mengikuti lomba yang diadakan oleh Kratingdaeng dengan tema Resolusi luar biasa 2014

‘’Good moorning!”, sapaku pada murid-murid di SD GMIST Yobel Lamanggo, Biaro, Kepulauan Sitaro Sulawesi Utara pada awal September 2013 lalu saat pertama kali berhadapan dengan murid-murid di pulau ini. Suasana hening, tidak ada jawaban dari mereka seperti yang biasa aku temui saat mengajar di tempat asalku, Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Continue reading