Cerita Dibalik Lezatnya Pisang Goreng “Dicocol” Sambal Dabu Ikan Roa

June 2, 2014 by fayzaic 2 Comments

Menikmati buah pisang, lazimnya kita memilih buah yang masak untuk bisa dimakan langsung. Namun berbeda dengan warga Biaro, mereka memiliki cara tersendiri untuk menikmati buah pisang.
Suatu hari yang panas, aku dan teman guru yang tinggal serumah duduk-duduk di dipan bambu samping rumah, kebetulan berdekatan dengan kandang babi milik pemilik rumah yang aku tinggali. Sembari ngobrol, aku mengupas pisang yang kebetulan masak pohon. “Ibu Wiwin, mari makan pisang,” aku menawarkan pada Bu Wiwin, teman guru yang menemaniku duduk-duduk di serambi.
Ternyata Bu Wiwin, yang asli Manado dan sudah bertugas 4 tahun di Biaro ini menolak tawaranku.”Ndak ah mbak. Ndak terlalu suka pisang kalo ndak di goreng”, tolak Bu Wiwin dengan halus.
Tak lama kemudian, datang muridku, namanya Well, dia datang dan menatapku dengan aneh dengan dahi mengkerut seakan jijik. Baru kali ini ada murid berani memandangku seperti itu. Tiba-tiba dia mengambil pisang ditanganku dan melemparkan pisang yang tinggal setengah itu kepada babi yang berada di kandang. Aku heran dan marah, belum sempat meminta penjelasan, dia nyerocos. “Mam Zia, kenapa makan makanan binatang? Pisang itu sudah ndak bisa dimakan manusia.  Kalo pisang sudah kuning begitu cuma buat makanan babi, kasian!,” ucapnya.
Aku melongo. “Kami di Jawa makan pisang begitu!’, sahutku tak mau kalah. ” Ih, susahnya jadi orang Jawa,” sahutnya. . “Di sini orang makan pisang yang masih ijo itu Mam. Ato kalo pisang sudah sedikit matang digoreng dengan tepung. Trus dimakan dengan sambal ato dabu ikan roa”,  tambahnya.

 

Sejak itu, aku selalu penasaran dengan pisang goreng yang dimakan dengan sambal ikan. Namun, sebagai orang Jawa pisang dengan sambal bukanlah kombinasi yang lazim. Di tempat asalku, pisang dimakan sebagai teman minum teh atau kopi. Namun di Biaro ini pisang dimakan dengan sambal.